Selasa, 26 Maret 2013

GUNUNG BROMO






                                       GUNUNG BROMO

Diposkan oleh Eksotis Indonesia 


Dingin, begitulah yang akan Anda rasakan saat pertama kali Anda keluar dari mobil. Suhu disini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Maka, Anda hendaknya mempersiapkan pakaian dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Tapi, bila Anda melupakan perlengkapan tersebut, ada banyak penjaja keliling yang menawarkan dagangannya berupa topi, sarung tangan, atau syal.


Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan
Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.

Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.


Kawah dan Lautan Pasir Bromo
Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat Anda melihat pemandangan sekitar. Ternyata Anda melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan Anda bernafas.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Sekarang, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.




Berbagai Hal Unik Di Bromo

Selama ini, kawasan gunung Bromo telah menjadi lokasi wisata andalan bagi propinsi Jawa Timur. Namun, kebanyakan wisatawan hanya mengenal Bromo karena lautan pasirnya saja.
Padahal ada berbagai hal unik dan menarik lainnya, yang bisa ditemukan di gunung Bromo. Pastinya tentu tidak kalah menarik dengan lautan pasir.

Upacara Kasodo
Ini adalah upacara yang diadakan oleh warga Tengger sekitar Bromo setahun sekali. Pusatnya adalah di sebuah pura yang terletak di kaki gunung Bromo utara.

Waktu pelaksanaannya sekitar tanggal 14-15 setiap bulan kesepuluh (kasodo) almanak Jawa. Biasanya masyarakat akan melempar sesaji ke kawah Bromo, sebagai sesaji untuk arwah dewa mereka.

Upacara Karo
Karo adalah ritual dimana masyarakat desa di kaki gunung Bromo, desa Ngadisari, mengadakan upacara hari lahirnya jagad, atau dunia. Dalam upacara Karo, diadakan juga upacara tekaning ping pitu, yaitu memanggil arwah leluhur agar pulang ke rumah.

Saat Karo, yang mirip dengan lebaran, semua pintu rumah penduduk terbuka bagi tetamu, dan hidangan akan ditawarkan bagi siapa saja yang mampir.

Bunga Abadi Edelweis
Bunga yang nama latinnya Anaphalis javanica ini adalah salah satu keunikan Bromo. Ia hanya tumbuh di daerah pegunungan tinggi, dan tidak layu atau busuk walau disimpan dalam waktu lama.

Karena banyak pendaki yang mengambil dan menjadikan bunga edelweis sebagai suvenir, maka saat ini bunga edelweis masuk dalam tanaman yang dilindungi dan terlarang untuk dipetik sembarangan.

Sunrise
Ini merupakan hal yang paling menarik di Bromo. Brosur-brosur promosi pariwisata luar negri bahkan menyebutkan bahwa sunrise di Bromo merupakan salah satu dari 3 yang terbaik di dunia.

Untuk menyaksikannya, tentu saja Anda harus sudah berada di sana pada waktu subuh, sebelum matahari terbit. Dan pemandangan alam terindah itu akan menjadikan Anda lupa pada betapa dinginnya lokasi tersebut.







0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers