Selasa, 26 Maret 2013

Minangkabau, Negeri Seribu Danau




              Minangkabau, Negeri Seribu Danau 



 


Mendengar nama Minangkabau maka hal pertama yang akan terlntas di benak kita pastilah rendang. Memang rendang sudah menjadi trade-mark tersendiri di setiap rumah makan Padang dan rasanya juga sangat akrab dengan lidah kita. Daerah ini juga terkenal akan para perantaunya yang menggeluti dunia perdagangan. Ada satu lagi julukan yang patut disandangnya yaitu 'Negeri Seribu Danau'. Kata seribu memang bukanlah angka yang sebenarnya tapi hanya kiasan saja. Julukan ini patut diberikan karena banyaknya danau yang terdapat di daerah ini, diantaranya yang terkenal adalah Danau Singkarak, Danau Maninjau dan Twin Lakes (Danau Diatas-Danau Dibawah).

Danau Singkarak

Danau ini terletak di dua Kabupaten yaitu Solok dan Tanah Datar. Terbentang sepanjang 21 km yang dimulai dari Desa Sumani dan berakhir di Desa Ombilin. Merupakan danau yang terluas dibandingkan Danau Maninjau dan Danau Diatas-Danau Dibawah, mempunyai luas 11.200 ha dengan lebar 8 km. Kedalaman maksimal danau bisa mencapai 300 m. Tak diketahui kapan danau ini terbentuk tetapi diyakini umurnya lebih tua dibandingkan Danau Toba.

Panorama di tepi danau sangat memikat, airnya yang jernih seakan menggoda kita untuk merasakan kesejukannya. Bila anda ingin berenang, pilihlah tempat-tempat yang telah ditentukan oleh Pemda setempat, karena ada beberapa lokasi yang dilarang untuk berenang. Hal ini untuk menjaga keselamatan pengunjung.

Pada musim libur Hari Raya Idul Fitri, Danau Singkarak banyak sekali dikunjungi baik oleh para wisatawan lokal maupun para perantau yang kebetulan mudik. Perjalanan menyusuri danau dengan jalan yang berkelok-kelok serta tebing terjal di sisi danau sangat berkesan apalagi bila anda kebetulan melihat kereta api pengangkut batu bara yang lewat dari Sawahlunto menuju ke Padang Panjang. 

Menikmati keindahan danau di pagi hari adalah saat yang paling tepat. Dari kejauhan tampak samar-samar perahu cadik para nelayan yang sedang menjaring ikan. Ternyata Danau Singkarak tidak saja indah tapi juga kaya akan potensi ikan air tawar. Namanya ikan Bilih. Ikan Bilih ini merupakan ikan langka yang hanya terdapat di danau ini saja.

Menu ikan bilih goreng sambal merupakan makanan khas daerah ini, mudah dijumpai di setiap rumah makan yang ada di tepi danau. Rasanya sangat gurih dan nikmat. Semoga saja ikan bilih ini tidak punah, karena bila hal itu terjadi maka tidak saja akan mengancam perekonomian nelayan setempat tapi juga akan membuat hambar kunjungan kita ke Danau Singkarak.

Danau Maninjau

Danau ini merupakan danau vulkanik, yaitu terbentuk karena adanya letusan gunung berapi. Terletak di Kabupaten Agam, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, yang juga merupakan tempat kelahiran salah satu ulama kondang kita yaitu Buya Hamka. Maka tidaklah mengherankan bila nilai-nilai keagamaan masih kuat terpelihara di daerah Maninjau ini.

Menurut legenda masyarakatnya, Danau Maninjau terbentuk karena bunuh dirinya bujang sembilan. Dahulu kala ada sebuah keluarga yang mempunyai 9 anak, delapan saudaranya telah menikah. Bujang ke-9 jatuh cinta kepada kembang desa lain yang cantik rupawan akan tetapi kisah cinta mereka tidak direstui oleh salah satu keluarga. Keduanya tidak mau dipisahkan dan berjanji akan sehidup semati, akhirnya mereka nekat bunuh diri dengan melompat ke kawah di dekat Desa Bayur. Lama kelamaan kawah itu terisi oleh air sehingga menjadi sebuah danau yang kini bernama Danau Maninjau.

Untukmencapai danau ini agak sulit, walaupun dari kota Bukitinggi jaraknya hanya 36 km tapi jalan menuju ke sana sangat berliku dan curam. Kita harus melewati Kelok 44 yang terkenal dengan keangkerannya karena sudah sering meminta korban jiwa. Kelokan itu dinamakan 44 karena sesuai dengan jumlah keloknya. Setiap kelok memiliki karakter dan kesulitan tersendiri, khususnya kelok nomor 11 dan nomor 5 merupakan dua kelok yang tersulit dilalui karena kondisi jalannya sangat miring.

Sepanjang kelok 44 ini kita dapat menyaksikan keindahan Danau Maninjau di bawah sana. Tampak gugusan bukit yang membentengi danau serta lambaian pohon kelapa seperti sedang menari di sepanjang tepi danau. Kadang-kadang kita juga bisa melihat sekawanan monyet yang berdiri di tepi jalan, sesekali mereka menadahkan tangan meminta makanan kepada pengunjung yang lewat. Hal-hal tersebut kerap menggoda kita untuk berhenti sejenak di Kelok 44, tapi hal itu tidak mungkin dilakukan karena akan memacetkan lalu lintas. Untuk itu ada beberapa tempat ideal guna menikmati panorama Danau Maninjau yaitu dari Embun Pagi atau Puncak Lawang.

Cukup banyak alternatif hiburan di tepi danau yang dapat kita nikmati, seperti berenang, memancing maupun naik boat mengelilingi danau. Sayangnya, cukup banyak keramba para nelayan yang tersebar di sekitar danau sehingga sedikit menganggu keindahannya. Jenis ikan yang dipelihara biasanya jenis ikan mas, gurame dan ikan nila. Walaupun demikian, daerah ini tetap menarik untuk dikunjungi.

Twin Lakes

Twin Lakes (Danau Kembar) atau yang lebih dikenal dengan nama Danau Diatas dan Danau Dibawah, berada di Kecamatan Lubuk Gumantri. Terletak berdampingan sekitar 1 km di kedua sisi jalan menuju Alahan Panjang. Untuk mencapainya tidkalah terlalu sulit, dari kota Padang kita akan menuju kota Solok lalu berbelok ke arah Alahan Panjang di daerah Selasi. Jalannya mendaki dan berkelok-kelok, jadi dituntut untuk selalu berhati-hati dalam mengemudi. Mendekati danau udaranya mulai terasa menusuk tulang.

Daerah ini teerkenal berhawa sejuk, juga merupakan daerah penghasil sayur mayur seperti wortel, kol dan kubis yang bermutu tinggi. Danau Diatas mempunyai luas 1720 ha sedangkan Danau Dibawah sedikit lebih kecil yaitu 1680 ha. Ada sedikit keunikan dalam pemberian nama danau, dimana Danau Diatas justru di bagian bawah sedangkan Danau Dibawah justru terletak di bagian atas jalan raya. Hal ini sering membuat pengunjung bingung untuk menentukan letak kedua danau ini.

Terlepas dari polemik di atas,kedua danau ini benar-benar menakjubkan.Di sebelah Timur tampak Danau Dibawah dikelilingi Pengunungan Bukit Barisan. Nampak segerombolan awan putih seperti berkejaran di atas danau yang berwarna kebiruan. Di sebelah Barat tampak Danau Diatas dikelilingi oleh pohon pinus, sesekali juga terlihat perahu nelayan sedang memancing ikan.

Sebelum pulang ada baiknya kita mampir di kios-kios kaki lima untuk sekedar membeli buah khas daerah ini yaitu buah markisa. Kita dapat memetik langsung dari pohon yang biasanya berada tak jauh dari kios-kios mereka. Rasanya yang manis dan menyegarkan seperti manisnya kenangan dan indahnya kunjungan ke danau kembar ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers